Selasa, 05 Juni 2012

Profil Bassist Cewek Berbakat: Nissa Hamzah



Nissa Hamzah atau dikenal dengan Nissa Omellete, mungkin namanya gak setenar Chua Kotak, tapi keahliannya dalam menggocek Bass electric sudah tidak diragukan lagi, bagaimana tidak Nissa yang merupakan bassist dari band Omellete, adalah salah satu the best bass player di Indonesia yang bersama 13 bassist Indonesia membentuk “Bass Heroes” , album keroyokan para punggawa-punggawa bass yang berada di bawah naungan Sony Music Indonesia, dan dia adalah satu2nya bassist cewek yang gabung dalam event itu.
Tjut Faranissa Bachrumsyah, adalah nama lengkapnya. Lahir di Jakarta, 22 April 1989, ibunya adalah seorang gitaris dari Aria Band, band yang lumayan punya nama di era tahun1970 – 1980an. Permainan bassnya keren, dilihat dari cara pegang bassnya juga sudah tidak kaku, padahal ukuran tubuh Nissa tidaklah terlalu tinggi. Dari gaya dan kualitasnya main bass, dapat dilihat bahwa Nissa emang sangat berbakat.
Kesukaannya dengan dunia musik dapat dilihat dari kecil. Nissa yang saat itu masih balita sering ikut nonton ibunya ngeband. Dari situlah ia mulai menyukai dunia musik yang juga digeluti sang ibu.
Saat kelas 3 SD, Nissa mulai diarahkan untuk mengikuti les piano, namun itu hanya bertahan beberapa bulan saja karena belajar piano adalah sangat membosankan bagi Nissa. Kemudia ia pindah les gitar, berharap dia bisa seperti ibunya yang seorang gitaris. Tapi ternyata gak juga, cuman beberapa bulan aja dia udah bosen.
Belum putus asa, waktu kelas 4 SD dia mencoba pindah ke les drum. Dan ternyata dia lebih menikmati dan ngerasa nyaman dengan alat musik ini, buktinya bisa bertahan sampe setahun dan harus berhenti les karena rumahnya direnovasi.


Pada suatu ketika, saat dia bermain di studio musik di rumahnya bareng para sepupunya, posisi drum udah ada yang ngisi, cuman bass aja yang belum ada playernya. Maka diapun iseng buat maen bass. Dan itu adalah awal ketertarikannya kepada bass yang pada akhirnya membuat dia serius menekuninya.
Pada April 2000, dia mulai kursus bass di Farabi dengan Dika “Ada Band” adalah gurunya. Di sela2 kegiatan kursus, dia bersama kakaknya Rian dan temannya Yesaya mengikuti festival Band di Jakarta Convention Centre (JCC) dan memperoleh juara 2. Suatu hal yang membuat Nissa bangga, secara saat itu ia baru kelas 6 SD dan pertama kali ikut festival.
Selain di Farabi, dia kemudian juga les bass di Purwacaraka dengan guru Indro Hardjodikoro, dan membawa dia menang juara 1  dalam festival bass.
Dia juga mendirikan band bersama kakaknya Rian dan Yesaya temennya dengan nama “Telor Ceplok Band” walau gak punya vokalis dan keyboardist tetap.
Tahun 2001 (saat Nissa kls 1 SMP) Telor Ceplok band menjadi juara 1 dalam festival Gong 2001 di JCC. Dan Nissa juga menyandang best bassist, begitu juga dengan best guitar dan best drummer diraih oleh personil Telor Ceplok.
Prestasi yang sama juga terulang pada festival “Sweet 17th Band Competition” di Ancol.
Setelah beberapa kali mengikuti festival dan “ngamen” sana sini maka dia memutuskan buat rekaman. Yesaya (drummernya) mengundurkan diri dan posisinya digantikan oleh Hendy (sekarang drummernya Gigi).
Sampe akhirnya dia bertemu dengan Dewa Bujana dan dikenalkan pada Dhani Pette, bosnya POS Entertainment yang menanganinya rekaman. Dan atas saran Dewa Bujana, nama “Telor Ceplok” diganti menjadi “Omellete”.



Sayang banget, pas Omelette udah ketemu vocalist, yaitu Tessa, dan udah kelar rekaman, Hendy ditawarin jadi drummer gigi. Tapi omelette tetep jalan tanpa Hendy. Jadi di cover, omelette cuma ber 3: Nissa, Rian dan Tessa. Dan album perdana omelette pun keluar pada Maret 2005.
Pada tahun 2005 akhir, Nissa ditawarin Thomas Ramdhan untuk ikutan masuk ke album Bass Heroes yang di buat SONY BMG. Suatu tantangan yang besar banget buatnya. Apalagi di dalam Bass Heroes itu ada guru2 dan idola2nya.
Ada 13 Bassist terbaik Indonesia dalam Bass Heroes, mereka adalah: Thomas Ramdan (basis Gigi), Rindra Risyanto Noor (Padi), Adam (Sheila on 7), Ronny Febri Nugroho (Coklat), Nissa Hamzah (Ommelette), Bongky Marcel (BIP), Bondan Prakoso, Indro Hardjodikoro, Bintang Indrianto, Barry Likumahua, Iwan Xaverius (sekarang di Blackout), Arya Setiyadi, Ari Firman. Hasil kolaborasi dari 13 bassist tersebut dapat dinikmati lewat album ‘Bass Heroes’ yang diproduksi oleh Sony BMG Music. Album itu kemudian memperoleh penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai “album musik rekaman dengan pemain bas terbanyak”. Disitu Nissa menciptakan satu komposisi yang menonjolkan permainan bassnya, yang berjudul “Rush”.


Sampe saat ini Nissa masih tergabung dalam band Omellete dengan formasi baru: Nissa pada bass, Rian pada gitar, Otto pada drum dan  Fetty pada vokal (Tessa mengundurkan diri di tahun 2006).

Di usianya yang masih muda, kemampuan Nissa dalam bermain bass hampir dapat disejajarkan dengan musisi/bassist papan atas di negeri ini. Nissa juga bikin Trio Bass sama guru2nya dulu yang sekaligus bassist idolanya: Indro Hardjodikoro dan Arya Setyadi.


Bio Data:
Nama lengkap : Tjut Faranissa Bachrumsyah
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 22 April 1989
Motto hidup : “Fight to be what I want to be”
Bassist favorit : Marcus Miller, Jaco Pastorius, etc.
Band favorit : Bon Jovi, GIGI, etc.
Jenis musik favorit : Rock, Pop, Funk, etc.

Group : Aria Grands (1999 – 2001)
Telor Ceplok (2000 – 2003)
Music School All Stars (2002 – 2003)
Omelette (2003 – sekarang)

Senin, 16 Januari 2012

Tips Dasar Belajar Gitar dan Bass Bagi Pemula


Mempunyai hobi musik tidak lengkap rasanya kalau belum bisa memainkan alat musik seperti gitar yang terkenal yang dapat dijadikan teman pengiring semua jenis lagu yang ada di seluruh dunia Huehehee…..
Belajar bermain gitar awalnya memang sulit dan terkadang membuat stres orang yang mempelajarinya. Untuk belajar bass sebaiknya belajar gitar terlebih dahulu, karena orang yang dapat bermain gitar otomatis bisa bermain bass, namun jika loe bisa bermain bass belum tentu bisa bermain gitar.
Kunci dan nada pada bass gitar tidak jauh berbeda dengan gitar, sehingga ada baiknya jika loe belajar kunci dasar gitar terlebih dulu. Selain itu loe bisa menghemat uang, karena tidak perlu membeli bass, (Halah…maksudnya)
Jika ingin bermain gitar loe, harus siap merasa sakit pada ujung jari kiri loe, karena jari tersebut digunakan untuk menekan senar untuk membuat formasi kunci gitar. Terkadang harus membuat ujung jari loe menjadi kapalan baik jari di tangan kiri maupun kanan. Bukankah untuk mendapatkan sesuatu loe memang harus mengorbankan sesuatu, itu adalah hukum kimia dan ekonomi yang wajar dan normal.
Jika loe berencana untuk kursus, sebaiknya loe jangan ikut kursus sebelum menguasai tehnik dasar tempo lagu, kunci dasar gitar dan “chord wipe” pada gitar.
Jika loe belum menguasai hal itu loe hanya akan memperlama masa kursus dan tetunya akan menghabiskan uang. Untuk menghemat biaya loe bisa belajar pada teman, saudara atau yang loe kenal baik dan bisa bermain gitar. Jika tidak ada yang bisa bermain gitar maka loe harus belajar otodidak alias belajar sendiri.

Nah, berikut tips yang diperlukan untuk belajar gitar dasar sendirian :

- Gitar apa saja boleh kopong dan boleh listrik.
- Buku atau majalah lagu-lagu yang ada kunci gitarnya beserta petunjuk kunci gitar.
- Kaset, CD atau MP3 lagu yang ada di buku lagu.
- Kemampuan stem atau menyetem gitar Untuk memulai latihan loe harus menyetem gitar terlebih dahulu agar suara 6 senar gitar bisa harmonis dan tepat. Jika tidak distem maka loe tidak akan bisa belajar, karena suaranya tidak mungkin pas.
Untuk stem gitar mungkin bisa minta tolong orang lain atau stem sendiri dengan insting, dengan mencari buku panduan bermain gitar di toko buku. Jika loe ingin mencoba stem gitar sendiri, maka caranya adalah dengan menyamakan fret ke 5 suatu senar dengan satu senar setingkat di bawahnya pada fret 0. Kecuali pada senar ketiga dari bawah yang harus distem pada fret ke 4 dengan fret 0 di senar kedua dari bawah.
Loe harus menggunakan feeling, apakah suara suatu fret dengan fret di bawahnya sudah sama suaranya. Jika tidak sama putar-putar pengendali tegangan senar pada ujung gitar sampai pas. Jika sudah OK, maka selanjutnya loe tinggal mencoba genjreng pada kunci standar sampai jari-jari loe terbiasa dengan posisi masing-masing kunci.
Kemudian coba buka buku lagu-lagu yang ada kunci gitarnya, lalu coba ikuti perubahan dari kunci ke kunci dengan tempo yang sesuai dengan aslinya sebisa mungkin berdasarkan feeling loe. Jika sudah bisa, maka loe bisa mencoba bermain bareng dengan suara kaset atau lagu yang sebenarnya.
Namun syaratnya adalah steman pada gitar loe haruslah sesuai dengan steman yang ada di kaset dan kunci lagu yang ada di buku atau majalah, Jika loe sudah agak lancar…Nah, baru deh melanjutkan ke kursus atau belajar hal-hal lainnya dari buku maupun kenalan loe.
Selamat belajar & mencoba.

Kamis, 05 Januari 2012

Biografi Erix Soekamti

 
Ciri2:
GiGi Logam,Bertattoo,Piercing,Bibir tebal,Wight,Medok spelling,Kacamata hitam,Rambut berwarna,Kepala besar
Tempat/tgl lahir: Surabaya 1 april
Tinggi: 175cm
Berat: 95kg
Sepatu: 43
Celana: 38
Boxer: XL-XXL
Kaos: XL
Makanan fav: Soup
Minuman fav: juice & alcohol
Film fav: Action & blue
Music fav: Punk rock/ska/reggae/electronic
warna fav: Hitam & putih
Best moment: Diatas kasur
Obsesi: Aril peterporn wannabe
Hates: no internet signal
Hobby: Grappling
Moto hidup: Keep on eating!
 
Galery foto Erix Soekamti
 

Kamis, 29 Desember 2011

Cara Merawat Dan Mengganti Fret Bass/Gitar


Seorang bassist atau gitarist tentu mengenal dengan yg namanya Fretting atau ada juga yg menyebutnya Buzzing ! Masalah ini di sebabkan karena banyak hal seperti Frett Aus (tidak rata lagi) dan ada juga karena freet lepas ( Ngangkat ) karena faktor tertentu .
Nah, untuk frett yang lepas atau ngangkat, ini sedikit tips bagaimana membenarkan :
Cari di posisi mana frett yang terdengar Fretting ! lalu lihat apakah frett baik-baik saja atau ngangkat / melenting ke atas. Frett yang ngangkat di tandai dengan freet yg tidak tertanam dgn baik di Papan frett ( Frettboard ) nya. Jika sempat cungkil dengan kuku jika kuku terasa masuk di sela-sela frett & frettboard nya maka sudah dapat di pastikan frett bass anda terangkat ke atas ( melenting )
Dan jika yg fretting di frett 12, maka berarti bermasalah adalah frett di depanya yg ke 13. lihat ! jika benar ngangkat / melenting, maka kendurkan senar nya , sibak kan senar ke samping tahan dengan tangan hingga frett bebas senar ! dan senar tidak terpukul ke Frett nantinya ..
Pukul bagian frett yg ngangkat jangan terlalu kuat juga jangan terlalu lemah tenaganya ( jgn sampe frett rusak ). Diamkan sebentar lihat frett menancap kembali ke papan frettboard atau tidak, jika menancap sempurna berarti masalah loe telah beres, tetapi jika masih mengangkat lagi, teteskan lem Alteco sedikit di sela frett-nya, lalu pukul dengan palu sekali lagi dan jika sudah lengket, tekan dengan tangan memakai tenaga beberapa saat, dijamin frett akan tertanam kuat tidak melenting lagi !
Tapi jika frett sudah aus maka frett harus di ganti, tertarik untuk menggantinya sendiri, berikut cara2 untuk menggantinya :
1. Siapkan peralatan Tang jepit, cuter, lem alteco, pahat kecil, palu kecil permukaan rata. kayu 40cm/ tebal 1,5cm, lebar 7cm lalu di tempel amplass ukuran 800 & 1500.
2. Copot frett dengan menggunakan pahat kecil, cungkil dengan hati-hati di bagian pinggir frett, agar papan frett tidak ikut terbawa (sompal) setelah terangkat sedikit baru angkat dengan tang penjepit. Begitu seterusnya untuk semua frett.
3. Setelah semua frett terlepas, bersihkan lubang garis -garis fret di papan fret dengan menggunakan cuter, karena garis lubang untuk kaki frett itu sempit maka hanya cuter yg dapat masuk ke sela2 nya. Bersihkan kotoran lem dan sebagainya, korek saja jangan terlalu kuat secara perlahan.
4.Dan setelah itu baru loe memasang frett, belilah frett di toko musik untuk yg 24 frett, walaupun mungkin frett bass loe 22 frett, sisa nya dapat berguna! frett terbagi dua : ada yg gulungan dan ada yg sudah jadi, cari yg buatan korea tapi kualitas bagus jangan yg gampang di bengkokan, cari yg sedikit keras tapi bisa di bengkokan.
5. Tuangkan sedikit lem alteco ke sela-sela garis kaki frett di frettboard, lalu masukan frett, pukul dengan palu jgn terlalu kuat hingga menancap sempurna. Jika tidak ada alat press, tekan dengan tangan kuat-kuat hingga frett tidak ngangkat lagi! lalu potong pinggir frett jika menggunakan frett gulungan dan potong sedikit ujung-ujung nya sama kan dengan lebar frettboard, tapi ika menggunakan frett sudah jadi, tinggal memotong sedikit saja, lakukan itu secara keseluruhan.
6. Jika sudah terpasang semua, baru loe memasuki tahap penghalusan pinggir frett. Gosok menyamping 35 derajat ( Standart dunia ) dengan mengunakan papan kurang lebih panjang 40cm lebar 7cm, tebal 1,5cm telah di tempeli amplas ukuran 800, cara menempelkannya rekatkan dengan lakban bolak-balik.
Gosok dari ujung ke ujung merata. ujung frett 1 hingga 24 harus kena, untuk hasil yang maksimal, copotlah dulu neck dari body, gosok hingga ujung fret tidak tajam di tangan, gosok bagian sisi kiri & kanan dari frett dengan kemiringan yg sama, teknik ini dinamai side leveling .
7. Setelah sedikit halus di tangan, maka haluskan dengan amplas ukuran 1500 untuk finishing.
8. Setelah selesai cek ketinggian frett sama atau tidak, gunakan penggaris besi, tempelkan ke semua frett, lihat jika ada yg kurang baik, ngangkat maka akan terlihat ada celah antara frett & penggaris besi .
9. Jika mau di tambah up leveling silahkan, gosok permukaan frett tekniknya sama tapi yg di gosok permukaan nya hingga permukaan frett tidak lagi cembung tapi semi datar, gunakan amplass 800 dan terakhir 1500 menggunakan sedikit air ..
10. Setelah itu bersihkan frett (papan frett) dengan kain lap. Cek sekali lagi apakah masih ada ujung frett yg tajam, kalo masih ada ratakan yang tajamnya, jika sudah bass/gitar loe siap digunakan kembali. [Budy Russel/aa/streetbass]
Selamat mencobaa…

Rabu, 14 Desember 2011

Konser 'Bass Heroes', 13 Bassist Jadi 1

Jakarta, 13 bassist papan atas Indonesia akan tampil bersama, satu panggung, dalam konser bertajuk 'Bass Heroes' yang digelar 28 Februari 2006
Konser yang dipromotori POS Entertainment itu akan berlangsung di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

POS Entertainment yang digawangi manajer band GIGI Dhani Pete ini sebelumnya sukses menggelar konser 'Trisum' (Dialog Tiga Gitar). 'Trisum' menampilkan tiga pendekar gitar papan atas, Tohpati, Budjana dan Balawan.

Kembali ke 'Bass Heroes', bassist yang akan tampil adalah Thomas Ramdan (GIGI), Rindra (Padi), Adam (Sheila on 7), Ronny (Cokelat), Bongky (BIP), Indro Hardjodikoro, Bintang Indrianto, Barry Likumahua, Iwan Xaverius, Arya Setiyadi, Bondan Prakosom Ari Firman, dan Nissa (Ommelette) sebagai satu-satunya perempuan.

Ketiga belas bassis berbeda aliran musik ini nantinya tidak hanya akan tampil sendiri-sendiri, tapi juga berkolaborasi.

Senin, 12 Desember 2011

Sejarah Fender Musical Instruments Corporation

Perusahaan ini bermula sebagai Fender's Radio Service pada tahun 1938 di Fullerton, California, AS. Sebagai teknisi elektronik yang hebat, Leo Fender tidak hanya diminta untuk memperbaiki radio, tetapi juga pemutar fonograf, alat pengumuman publik (public address systems), dan penguat suara alat musik. Pada saat itu, kebanyakan dari alat-alat tersebut hanya menggunakan beberapa sirkuit tabung-hampa sederhana. Seluruh desain berdasarkan riset pengembangan Western Electric yang dirilis sebagai domain publik pada tahun 1930an, yang menggunakan tabung hampa untuk penguatan. Bisnis Fender saat itu juga memiliki sampingan membawakan rekaman untuk dijual dan persewaan alat pengumuman publik. Leo kemudian menjadi penasaran terhadap cacat desain dari penguat suara alat musik yang ada saat itu. Leo pun mulai mengembangkan penguat suara berdasarkan ide dan desainnya sendiri maupun memodifikasi desain yang sudah ada.
Sketsa aplikasi paten gitar Leo Fender tahun 1944
Pada tahun 1940an, Leo telah bekerjasama dengan penggemar elektronik lokal bernama Doc Kauffman, dan bersama mereka mendirikan perusahaan K & F Manufacturing Corp. untuk mendesain, membuat, dan menjual alat musik elektrik dan penguat suaranya. Produksi dimulai pada tahun 1945 dengan gitar Hawaii lapis baja (dengan pickup yang telah dipatenkan) dan sebuah penguat suara, yang dijual sebagai satu set. Pada akhir tahun, walaupun usaha mereka belum terlalu berkembang, Leo percaya bahwa "memproduksi" lebih menguntungkan daripada "memperbaiki". Diapun mulai berkonsentrasi pada bisnis barunya. Namun Kauffman masih kurang yakin dengan bisnis itu. Sebagai akibatnya, Leo dan Kauffman berpisah jalan pada awal tahun 1946. Saat itu, Leo menamai ulang perusahaannya menjadi Fender Electric Instrument Company. Toko servis miliknya masih tetap dibuka hingga tahun 1951, walaupun Leo sudah tidak lagi mengawasinya secara personal sejak tahun 1948.
Seri besar pertama penguat suara Fender mulai dibuat pada tahun 1948. Penguat suara tersebut dikenal sebagai tweed amps, dikarenakan unit tersebut dibalut dengan bahan tweed (sejenis wol) yang serupa untuk koper pakaian pada era saat itu. Penguat suara tersebut memiliki variasi output dari 3 watt hingga 75 watt. Pada tahun 1960, Fender kemudian beralih ke Tolex sebagai bahan pelapis brownface, dengan pengecualian untuk Fender Champ yang tetap menggunakan bahan tweed hingga 1964. Pada tahun 1963, penguat suara Fender menggunakan pembungkus Tolex hitam, jerejak perak, dan panel kontrol hitam. Tremolonya juga diganti dengan sirkuit yang lebih sederhana yang berdasarkan pada opto-isolator dan hanya membutuhkan satu tabung.
Pada era yang sama, Leo Fender juga mulai mengembangkan gitar dan bass berdasarkan desainnya sendiri. Desain gitarnya yang paling pertama adalah Fender Broadcaster pada tahun 1948.[2] Pada tahun 1950, Fender Brodcaster berganti nama menjadi Fender Telecaster. Pada tahun 1951, Leo mulai mengembangkan Fender Precision Bass generasi awal yang masih menggunakan pickup kumparan tunggal. Pada tahun 1954, Fender merilis gitar Fender Stratocaster ke pasaran, diikuti oleh Fender P-Bass pada tahun 1957 yang telah dimodifikasi menggunakan pickup humbucker.
Fender berhutang kesuksesan awal tidak hanya kepada para pendiri dan kolega-koleganya seperti musisi Freddie Tavares tetapi juga kepada seorang jenius marketing, kepala penjualan, dan partner senior Don Randall. Don Randall berhasil mewujudkan visi awal partner pertama Leo Fender, Doc Kauffman, yang mengangankan “peragenan penjualan yang belum pernah dilihat orang sebelumnya di dunia.”[3] Randall selalu bekerja dengan Bob Perine, seorang desainer dan fotografer yang sangat bertalenta. Katalog dan iklan mereka — seperti iklan "You Won't Part With Yours Either" — telah merubah industri perdagangan gitar dari sesuatu yang serius menjadi sebuah bentuk seni. Sukses awal tersebut secara dramatis tergambar oleh tumbuhnya kapasitas produksi Fender selama era tahun 1950an dan awal 1960an.

Era CBS (1965-1984)

Pada awal tahun 1965, Leo Fender menjual perusahaannya ke Columbia Broadcasting System (CBS) seharga 13 juta USD.[4] CBS untuk pertama kalinya memasuki industri alat musik dengan mengakuisisi seluruh perusahaan Fender. Hal ini memiliki implikasi jangka panjang. Penjualan perusahaan dianggap sebagai langkah positif, mempertimbangkan kemampuan CBS yang memiliki personil dan dana besar yang bisa untuk mendapatkan sejumlah besar inventaris komponen-komponen dan bahan mentah gitar Fender untuk kemudian dirakit dan dijual ke pasaran. Namun, penjualan perusahaan juga mengakibatkan penurunan kualitas gitar Fender dibawah kebijakan manajemen "cost-cutting" dari CBS.
Setelah menjual perusahaan Fender, Leo Fender mendirikan Music Man pada 1974 yang memproduksi gitar dan bass elektrik berdasarkan desain terbarunya setelah keluar dari Fender.
Selama era CBS, perusahaan Fender memperkenalkan beberapa model baru alat musik dan penguat suara, salah satunya adalah Fender Starcaster pada tahun 1976. Fender Starcaster juga menjadi gitar pertama Fender yang menggunakan pickup humbucker hasil pengembangan Seth Lover. Walaupun penggunaan oleh Jonny Greenwood dari band Radiohead baru-baru ini telah sedikit mengangkat popularitas Starcaster, alat musik era-CBS secara umum kurang disukai dibandingkan dengan model "pra-CBS" yang dibuat oleh Leo Fender sebelum penjualan perusahaan.
Puncak akibat dari kebijakan cost-cutting CBS secara umum terjadi pada 1983, ketika Fender Stratocaster didesain ulang dan mengalami kekurangan kontrol nada dan jack output yang lemah, termasuk desain ulang untuk pickup kumparan tunggal, komponen elktronik aktif, dan tombol tiga arah pemakaian pickup ("Elite Series"). Sebagai tambahan, model sebelumnya seperti Swinger/Musiclander dan Custom/Maverick dirasakan oleh sebagian musisi hanya sebagai usaha untuk memekasakan keuntungan dari stok pabrik yang ada. Sebagian orang yang lebih menyukai model lama Fender kemudian menciptakan frase "pre-CBS cult" yang mengacu pada popularitas Fender sebelum akuisisi oleh CBS.

Fender masa kini (1985-sekarang)

Pada tahun 1985, dalam sebuah kampanye yang digagas oleh prsiden divisi CBS Musical Instruments saat itu William Schultz (1926–2006), seluruh karyawan Fender Electric Instrument Manufacturing Company membeli perusahaan ini dari CBS dan menamai ulang menjadi Fender Musical Instruments Corporation. Di belakang nama Fender, perusahaan Fender Musical Instruments Corporation kembali mempertahankan model Fender lama bersama dengan model-model terbaru.
Fender memproduksi gitar mahal mereka dengan kualitas terbaik di sebuah pabrik di Corona, California, AS dan memproduksi gitar kualitas menengah-keatas di pabrik di Ensenada, Baja California, Meksiko. Fender juga mengontrak pembuat dari Asia untuk memproduksi gitar Fender dan Squier, yaitu gitar entry-level dengan kualitas menengah dalam skala standart Fender dan memiliki harga ekonomis yang cocok untuk pengguna di negara ketiga. Fender buatan Amerika dengan model yang lebih lama secara umum lebih disukai, tetapi gitar Fender Japan pra-1990 sekarang juga telah disukai. Gitar Fender yang diproduksi di Ensenada, Meksiko sekarang memnuhi kebutuhan ekspor utama yang sebelumnya dipegang oleh Fender Japan. Fender Japan kini memproduksi khusus untuk pasar Jepang dengan pasar ekspor yang lebih kecil.
Squier sebenarnya adalah pabrikan dawai yang diakuisisi oleh Fender. Merk Squier kemudian telah digunakan oleh Fender sejak 1982 untuk variasi murah dari gitar Fender, menyusul peningkatan popularitas Stratocaster. Gitar Squier telah diproduksi di Jepang, Korea, Meksiko, India, Indonesia dan China. Squier memproduksi gitar berdasarkan desain Fender tetapi menggunakan perangkat dan komponen elektronik yang lebih murah.

Teknik Bermain Bass

Pada dasarnya bass adalah salah satu alat musik yang menentukan tempo dalam bermain musik, menjaga agar gitar dan vokal tetap konstan pada tempo yang telah ditentukan.
Untuk bisa bermain bass sebaiknya kita belajar gitar dulu, jangan langsung belajar bass. Sebab kata guruku, biasanya orang yang bisa bermain gitar pasti bisa bermain bass, tapi orang yang bisa bermain bass belum tentu bisa bermain gitar. :D
Seperti halnya gitar, bass adalah alat musik yang menggunakan dawai ato senar sebagai sumber suara. Hanya saja bass memakai 4 (senar paling atas kalo ada di gitar), yaitu senar E yang paling rendah, senar A, senar D dan senar G yang paling tinggi. Susunan senar pada bass (4senar) juga dimulai dari senar 6=E, 5=A, 4=D, dan 3=G. Begitu juga dalam penulisannya pada tablature, bass hanya menggunakan 4 garis yang mewakili senar-senar tersebut.
Meskipun ada bass akustik, tapi  yang sering didipakai adalah bass elektrik  yang membutuhkan ampli untuk memperkuat suaranya.
Peran Bass Pada Lagu:
- Bass berperan sebagai penentu dan pemandu chord yang sedang dimainkan dalam setiap pergerakan lagu.
-  Bass juga berperan sebagai pengiring musik, yang mana peran ini berbagi dengan pemain drum. Bass juga bisa menghubungkan antara pemandu (gitar dan piano) dengan pengiring (drum) sehingga dapat menjadi kesatuan yang harmonis.
Kita menggunakan chord sebagai pengiring sebuah lagu. Chord adalah kumpulan dari paling sedikit 3 nada yang dibunyikan secara bersama ato berdekatan. Nah, bunyi utama yang bisa dikenali dari ketiga nada itu disebut root note, dan nada kedua adalah pelengkap chord yang dapat menghasilkan nuansa tersendiri. Misalnya chord C minor (Cm), berarti root note-nya adalah C dan nada kedua berikutnya adalah yang menentukan chord C tersebut menjadi sebuah chord jenis minor.
Ada beberapa macam teknik dalam bermain bass:
1. Alternate Picking
Teknik ini yang paling sering digunakan oleh para bassist, karena alternate picking sebenarnya adalah teknik dasar dalam bermain bass. Caranya: memetik bass dengan menggunakan dua jari secara bergantian, umumnya sih pake jari telunjuk dan jari tengah.
2. Up Down Thumb
Dalam teknik ini kita gunakan jempol kita sebagai pick, sedang keempat jari2 yang lain kita pake buat memetik, mirip kayak bermain gitar lah… Jadi kalo biasanya kita menggunakan telunjuk dan jari tengah buat metik bass (alternate picking) maka dalam teknik ini kita ganti dengan jempol.
3. Slapping
Teknik menampar pada bass. Jadi memainkan bass dengan cara memukul bass dengan jempol atau telapak tangan, dan bunyi yang dihasilkan jadi kayak perkusi gitu.  Si om Flea bassistnya Red Hot Chilli Peppers yang biasanya suka pake teknik ini.. :D
4. Popping
Teknik menarik senar dengan jari lalu dilepas lagi hingga beradu dengan fret, jadi suaranya nyaring kayak dua benda yang diadu. Biasanya kita bisa gabungin teknik slapping dan popping, ntar kombinasi suaranya jadi unik. Ada juga teknik popping dengan menarik dua senar sekaligus yang disebut double pluck.
5. Tapping
Teknik ini biasa digunakan pada gitar, tapi ngebasspun bisa pake teknik ini. Caranya: tekan senar dengan ujung jari ke fret bass lalu geser sedikit jari kayak lagi mencolek.
6. Neck Bending
Kalo dalam gitar kita mengenal teknik bending yaitu mengangkat senar dengan ujung jari, tapi kali ini kita lakukuin itu pada bass. Caranya: pada saat kita memetik, tekan senar yang ada pada headstock (pada ujung bass yang biasanya tempat kita menyetem), ntar bunyi yang dihasilkan seperti mendengung. Pak Billy Sheehan bassistnya Mr. Big sering pake teknik ini. :D
Dalam memainkan teknik2 diatas kita butuh orang yang mengerti buat memandunya agar bisa dilakukan dengan baik. Sering berlatih dan berguru pada ahlinya akan membantu menyempurnakan permainan kita. Karena jika salah dalam menerapkan tekniknya maka suara yang dihasilkan akan beda.
Perhatikan juga posisi tangan, gunakan power pada pergelangan tangan, jangan pada lengan. Ingat, sering2lah melakukan senam jari buat pelemasan dan fingering agar gak terjadi cedera pada jari.